MESKI disibukan dengan berbagai panggung baik gig underground maupun festival musik besar, tak membuat Girl And Her Bad Mood (GAHBM) berhent...
MESKI disibukan dengan berbagai panggung baik gig underground maupun festival musik besar, tak membuat Girl And Her Bad Mood (GAHBM) berhenti berkarya, dan itu dibuktikan dengan dirilisnya Heals pada penghujung September 2023 lalu.
Heals masih dibalut nuansa dream pop yang kental dari band yang beranggotakan Bima Geraldi (gitar dan vokal), Jane Maura (bass dan vokal), Daffa Hanafi (gitar), Danang Seloaji (drum), dan Handy Wandhawa (synth). Lirik-liriknya tetap berkutat pada isu keresahan anak muda usia 20-an terutama beragam luka batin yang sering melanda generasi mereka.
Lirik-lirik di lagu ini mewakili keresahan kami dan teman-teman sebaya yang seringkali merasa sedih atau gundah tapi sering mendistraksi diri dengan party, ngopi, atau nongkrong sampai pagi," kata mereka.
Namun, lanjutnya, ketika semua itu selesai, keresahan kembali lagi dan menurut GAHBM semua orang bisa relate ke feeling ini. Dirilis secara digital di bawah naungan Haum Entertainment, Heals jadi rilisan perdana band ini setelah album Bluest Year I’ve Been dilepas tahun lalu.
Diproduksi oleh Bima Geraldi, Daffa Hanafi, Dheka Satria, dan Axel Kevin, lagu ini direkam di Haum Studio (Malang) yang baru saja didirikan. Mixing dan mastering diserahkan sepenuhnya pada Armando Aprilson Loekito dari Artefakt Records. Sedangkan desain sampul yang menggambarkan seseorang yang sedang rebahan sambil melihat langit senja digarap oleh Daffa Hanafi dan Raffi Abhiseka.
Lewat Heals, GAHBM juga ingin menyampaikan pesan bahwa luka pada akhirnya harus diobati, bukan di distraksi seperti tergambar di lirik mereka yang bisa ditemukan pada lagu tersebut. Menyajikan musik yang senantiasa sarat akan eksplorasi genre, band asal Malang tersebut berkeinginan untuk tetap bisa mencari inspirasi, fenomena, dan keresahan-keresahan baru untuk dituangkan ke dalam lagu-lagu mereka.
