ALBUM kompilasi 13 musisi ternama Indonesia tenntang bumi dan krisis iklim bertajuk Sonic/Panic secara resmi akan diluncurkan Sabtu (4/11/20...
ALBUM kompilasi 13 musisi ternama Indonesia tenntang bumi dan krisis iklim bertajuk Sonic/Panic secara resmi akan diluncurkan Sabtu (4/11/2023) nanti di Monkey Forest, Ubud. Album kompilasi tersebut dirilis oleh Alarm Records dan perayaannya tersebut hadir dalam gelaran Iklim Fest.
Sejumlah musisi yang ambil bagian dalam perayaan tersebut yakni Endah N Rhesa, Navicula, Tony Q
Rastafara, Tuantigabelas, Iksan Skuter, FSTVLST, Made Mawut, Nova Filastine, Guritan Kabudul, Kai Mata, Rhythm Rebels, dan Prabumi. Para musisi tersebut dijadwalkan akan tampil di IKLIM Fest untuk membawakan lagu-lagu terbaru mereka di album kompilasi ini.
Bekerja sama dengan Yowana Padangtegal dan Dietplastik Indonesia, serta beberapa mitra lainnya, Iklim Fest merupakan festival sadar iklim pertama di Indonesia dan akan menerapkan Reuse Protocol atau protokol guna ulang untuk mengurangi sampah sekali pakai yang biasa dihasilkan di festival-festival musik.
Sampah erat kaitannya dengan isu perubahan iklim. Tidak hanya saat sudah menjadi sampah, plastik sudah menyumbangkan emisi sejak dari proses ekstraksi." kata Direktur Eksekutif Dietplastik Indonesia, Tiza Mafira.
Pencegahan sampah plastik, lanjut dia bisa dilakukan dimana saja, termasuk kegiatan umum seperti festival musik. Dietplastik Indonesia perdana meluncurkan dan menerapkan protokol guna ulang atau Reuse Protocol pertama kali di Iklim Fest.
Ia menjelaskan, bahwa semua penyajian makanan dan minuman menggunakan wadah dan alat makan guna ulang dari penyedia jasa guna ulang yang diintegrasikan dengan penjual makanan dan minuman. Pihaknya akan menghitung berapa pencegahan plastik sekali pakai yang tercapai. Jika diterapkan dengan standar yang baik, sistem guna ulang ini juga bisa berperan mengurangi Gas Rumah Kaca (GRK) sampai dengan 80 persen.
Selain penampilan musik, Iklim Fest juga akan menghadirkan berbagai kegiatan menarik yang secara langsung melibatkan masyarakat dan komunitas lokal di Ubud, seperti program film yang dikurasi oleh Silurbarong, pop-up skatepark oleh Bluebear Skatepark, yoga, talkshow, workshop, serta bazar komunitas.
Yowana Desa Padangtegal Ubud melalui ketuanya, I Wayan Budi Santika turut senang dapat terlibat dalam kolaborasi bersama Iklim Fest ini. Ia menyebutkan, melalui kolaborasi ini pihaknya berharap para pemuda Bali dapat belajar lebih banyak tentang isu lingkungan, terlebih terkait krisis iklim.
Iklim Fest menerapkan secara langsung aksi-aksi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan, seperti penerapan protokol reuse, ini tentu patut dicontoh acara atau festival lain," kata dia.
Selain perayaan musik dan membangun kesadaran akan krisis iklim, Iklim Fest diharapkan dapat menjadi contoh pagelaran musik yang lebih ramah lingkungan. Selain menerapkan protokol guna ulang, Iklim Fest juga akan memanfaatkan energi terbarukan – energi surya, sebagai salah satu sumber tenaga yang menghidupkan panggung-panggung musiknya.
Personil band Navicula, Gede Robi menyebutkan bahwa sound dan lighting panggung sebagian akan menggunakan tenaga surya, dengan tujuan untuk mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari acara ini. Kata dia, dengan menerapkan langkah tersebut, harapannya dapat jadi inspirasi untuk festival dan konser lain untuk tetap ramah lingkungan.
Iklim Fest juga akan membagikan bibit pohon secara cuma-cuma kepada para pengunjung untuk mereka bawa pulang dan tanam sebagai langkah untuk mengimbangi emisi karbon yang dihasilkan (carbon offsetting) dari perhelatan ini. Acara ini gratis dengan registrasi, dimana pengunjung dapat mendaftar melalui tautan ini.