KESUKSESAN single Skinhead Kardus yang dirilis 2023 lalu, The Fishska akhirnya hadirkan album penuh berjudul Banned in Jakarta yang dibantu ...
KESUKSESAN single Skinhead Kardus yang dirilis 2023 lalu, The Fishska akhirnya hadirkan album penuh berjudul Banned in Jakarta yang dibantu oleh musisi LA Ska - Reggae ternama dunia. Untuk mixing dan mastering album ini dikerjakan oleh Esteban Flores Valenzuela (Matamoska, The Bandulus, ex - Steady 45s, The Beat, Aggrolites, Catbite, The Suicide Machines, dll) dan John Roy (Smoke and Mirror Sound System).
Album yang berisikan 13 lagu ini dikerjakan kurang lebih tiga setengah tahun, dimana proses rekaman dikerjakan secara marathon sejak November 2019 dan sempat terhenti karena pandemi. Kemudian kembali dimulai akhir 2021 hingga selesai sesi studionya pada Juni 2023 lalu.
Untuk pengerjaan album sendiri dilakukan oleh formasi The Fishska terakhir setelah mereka mengalami beberapa kali pergantian personil sejak dibentuk 1997 lalu. Mereka adalah Arya / Adjie (Drums), Rio Supriyatno Kado (Guitar), Muhamad Sidik (Bass), Ahlan Yutiar (Organ), Liga Chaniago (Vocals).
Beberapa lagu di album ini merupakan materi lama yang ditulis sebelum The Fishska vakum di 2011 lalu," kata vokalis The Fishska, Liga Chaniago dalam keterangan tertulisnya.
Lagu tersebut, lanjut dia diantaranya Rudy Got Soul? yang ditulis 2008, Puritan yang ditulis 2009, dan satu lagu remake Ska Not Dead yang ditulis 2006 dan pernah dirilis dalam kompilasi No More Heroes. Sedangkan sisanya adalah lagu yang ditulis sejak mereka aktif bermusik kembali di tahun 2017.
Seluruh lagu direkam di Apache Studio Bekasi dan dimixing di Francisco Studio milik Esteban Flores Valenzuela. Sedangkan proses masteringnya di Steady 45s Studio, Los Angeles. Album yang berjarak 19 tahun setelah album pertama mereka dirilis ini meramu Traditional Ska, Early Reggae/Skinhead Reggae, Funk, dan Soul.
Tak ada lirik ceria tentang dansa dansi dan happy-happy seperti layaknya band ska pada umumnya di dalam album ini. Secara benang merah lirik di album ini bercerita tentang hal-hal yang terjadi di ruang lingkup pergaulan sosial skena. Yaitu hal-hal kelam dan dianggap tabu untuk dibahas pelaku skena yang selalu dalam keadaan euforia silaturahmi dan pertemanan.
Pengkhianatan, penipuan, intrik intrik kotor, konflik horizontal, tipu daya, rip off, pembungkaman dan manipulasi dibahas secara lugas dan vulgar tanpa basa basi atau kata-kata bersayap. Sisi-sisi dan sudut-sudut tergelap skena yang tak banyak dijamah bahasan penduduknya, namun nyata terjadi dan dialami oleh The Fishska sendiri.
Refleksi sederet kepahitan dan kejadian getir yang memaksa The Fishska untuk vakum nyaris tiga belas tahun yang lalu. Semua itu dimuntahkan dengan susunan kata-kata satire sinis getir yang lantang. Kontras dengan musik yg cenderung upbeat dan Funky Reggae. The Fishska juga berkolaborasi dengan beberapa musisi lokal dan luar negeri dalam pengerjaan album ini, diantaranya dengan King Dika 'The Almighty D' (Efek Rumah Kaca, Down Town 68, Gudthings) yang bermain trumpet di lagu Momma Scene dan Puritan.
Selain itu juga ada Onny (Rocket Steady, The Mursadath, Tulang Besi) yang juga bermain Trombone di lagu Momma Scene. Lalu ada Dwirush (Don Lego) yang bernyanyi duet dengan Liga di lagu Momma Scene dan Sir Iyai (Don Lego, Sir Iyai Music) pada lagu Ska Not Dead.
Sedangkan musisi luar negeri yang berkolaborasi dengan mereka adalah John Roy (Smoke And Mirror Sound system). John adalah seorang Multi Instrumentalist, Sound Engineer dan Dub Engineer dari San Diego California, Amerika Serikat. Selain itu John juga mempunyai sebuah label rekaman bernama Escape Hatch Records yang kerap bekerjasama dengan figur-figur top skena ska LA khususnya seperti Jesse Wagner dari The Aggrolites.
Pada album kedua The Fishska ini John meremix dua lagu The Fishska, yaitu Confession of a Skinhead dan Rudy Got Soul? menjadi versi Dub. Kedua lagu ini direncanakan akan dirilis juga dalam bentuk vinyl dibawah Escape Hatch Records.