UNIT pop punk asal Yogyakarta, Karnamereka kembali dengan single terbarunya berjudul Sepasang Retak Melegenda yang sudah dapat diperdengarka...
UNIT pop punk asal Yogyakarta, Karnamereka kembali dengan single terbarunya berjudul Sepasang Retak Melegenda yang sudah dapat diperdengarkan di semua gerai musik digital. Lagu tersebut sekaligus sebagai single kelima Karnamereka untuk album Fortune melanjutkan dari Titik Nadir, Sepertiga, Bilang Pada Tuhanmu, dan Marry Me.
Mengenai peluncuran Sepasang Retak Melegenda, vokalis dan gitaris Karnamereka yakni Heroherda menjelaskan bahwa relevansi lagu ini sangat besar terhadap pendengar grupnya. Menurut dia, jika dilihat dari audience saat perform maupun stream, sebagian besar berada di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan kuliah/kampus yang menurutnya masih sering mengalami urusan percintaan dan patah hati.
Untuk lirik Sepasang Retak Melegenda sendiri menyajikan kesan yang galau lewat pesan perpisahan. Heroherda yang menuliskan lagu ini, mengakui bahwa tempo yang tersaji di Sepasang Retak Melegenda memang lebih lambat jika dibandingkan dengan single-single Titik Nadir dan Marry Me.
Herda (panggilan akrab Heroherda, red) menggambarkan kalau secara teknis, aransemen lagu ini diciptakan lebih simple, dan bahkan tidak ada 'isian' sequencer jika dibandingkan dengan Titik Nadir yang sangat padat sequencer-nya.
Untuk lagu ini, kami lebih santai menggarapnya. Butuh waktu sekitar dua minggu untuk melengkapi liriknya, serta sebulan untuk menyelesaikan proses rekamannya di studio Karnamereka," kata dia.
Bukan hanya rilisan single di platform musik, Karnamereka juga merilis video musik untuk single ini dengan mendapuk Usman Hasan sebagai sutradara video klip lagu ini. Usman sebelumnya telah menyutradarai video musik Karnamereka seperti Ayah Ibu, Semesta Salut Padamu, Mencoba Berdiri, dan Missin You.
Konsep video yang digarap oleh Usman ini menceritakan tentang seorang musisi dan pasangannya yang menjalin cinta. Namun karena kesibukan sang musisi dengan karya musiknya, hubungan mereka pun renggang, dan pertengkaran pun mulai terjadi, sampai pada waktunya, pasangannya menemukan kenyamanan pada lelaki lain.
Si musisi tersadar bahwa ia sebenarnya masih cinta. Namun apa daya mereka tak bisa bersama lagi karena hanya akan saling menyakiti.