SERINGNYA berdarah hingga menghitam akibat hantaman kehidupan dari segala penjuru direspon Slengki n Brengki melalui lagu Hitam. Lagu terseb...
SERINGNYA berdarah hingga menghitam akibat hantaman kehidupan dari segala penjuru direspon Slengki n Brengki melalui lagu Hitam. Lagu tersebut tentang konflik sosial-politik kehidupan yang berdarah-darah hingga menghitam, namun terkadang tidak sadar jika sedang berdarah karena dahsyatnya luka tersebut.
Lagu ini adalah kacamata dari kaum proletar pinggir jurang tentang segala fenomena ketidakadilan yang muncul, terutama eksploitasi kemiskinan. Miskin materi, miskin moral, dan miskin-miskin lainya," kata vokalis dan gitaris Slengki n Brengki, Christoporus Adi.
Secara musik, Slengki n Brengki membawakan musik punk dengan dominasi gitar akustik, sedikit terinspirasi oleh genre musik serupa seperti Folk Punk, Gypsy Punk dan Celtic Punk.
Sindikat ini sendiri berawal dari ajakan untuk berkontribusi dalam proyek kompilasi Memorial Exodus, sebuah kompilasi perpanjangan suara dari kawan-kawan di Dieng mengenai pertentangan ekspansi panas bumi, dalam hal ini eksploitasi geothermal. Dan tepat pada 30 September 2024 lalu, Hitam diperdengarkan kepada khalayak ramai.
Lagu ini telah tersedia di semua gerai Digital Streaming Platform, dan pemilihan tanggal rilis ini juga bukan tanpa alasan, 30 September bagi memori sebagian masyarakat merupakan titik awal dari sejarah kelam masa lalu. Lagu ini juga pengingat bahwa sejarah itu tidak boleh terulang.
Lagu ini juga sudah tersedia dalam format kaset pita dalam rangkaian kompilasi Memorial Exodus besutan Perpustakaan Rakjat dan Sastagama Legacy. Kompilasi ini sudah bisa didapatkan di pasaran guna menjaga memori kolektif bahwa kita harus selalu berharap dan percaya akan datangnya kabar baik.